Cara Investasi Untuk Hari Tua
Cara Investasi Untuk Hari Tua
Cara Investasi Untuk Hari Tua sangatlah penting di ketahui. Seringkali kebanyakan orang sewaktu muda/masa remaja berpikiran investasi berupa, tanah, properti, emas, ataupun saham.
Ya, hal tersebut bukanlah suatu yang keliru, tetapi jika kemampuan kamu dalam hal finansial tidaklah begitu melimpah maka, investasi hari tua yang efektif adalah menanamkan nilai kebaikan untuk saling membantu terhadap anak-anak kalian.
Anak-anak adalah investasi untuk hari tua yang efektif
Seiring berjalannya waktu, usia akan semakin menua, segala keterbatasan organ tubuh dan juga panca indra akan mengalami penurunan. Namun, Anak-anak akan bertumbuh secara lebih kuat dia akan dapat mengambil perannya dengan semestinya. Jika kamu telah menanamkan kebaikan terhadap nilai-nilai kebersamaan untuk saling membantu bukankah itu termasuk investasi hari tua kamu.
Namun, jika hal tersebut tidak engkau jalankan dengan baik maka, anak-anakmu tidak akan menjadi tabungan untuk hari tuamu. Lalu bagaimanakah cara agar anak-anak tersebut menjadi tabungan dan kelak dapat engkau nikmati.
Cara Menabung Untuk Hari Tua melalui anak-anak
Mendidik, mengarahkan dan memberikan contoh teladan yang baik untuk anak-anak. Dan itu semua adalah bagian investasi untuk hari tua, dan pada masa tua tiba, maka engkau akan dapat menikmatinya.
Benar adanya ikhwal tersebut bukanlah hal yang mudah, sama hal jika pun investasi kamu yang dapat menghasil berupa nilai ekonomi/uang juga tidaklah mudah, ada resiko yang akan menghadang. Setidaknya ada 3 hal yang perlu di perhatikan para orang tua berivestasi hari tua dari anak-anaknya.
1) Contoh Teladan
Sering kali para orang tua beranggapan bahwa anah adalah hartanya yang dapat ia atur sesuai kehendaknya. Tanpa ia sendiri memberikan contoh teladan terhadap nilai-nilai kebaikan.
Maka, harta(anak) yang semestinya memungkinkan untuk di kembangkan sebagai tabungan hari tua yang akan dapat memberikannya kenikmatan malah tak dapat tercapai.
Yang di harapkan kedua orang tua dari hartanya tersebut kelak di masa tua akan memberinya kemudahan dalam menjalani masa tuanya pun terbilang berbeda. Sianak yang seharusnya memberikan pelayanan terbaik untuknya.
Baikpun itu waktu, tenaga, dan juga keuangannya untuk bersedia memudahkan hari tuanya. Akan tetapi, si anak hanya mau berperan "separuh hati" hal ini mungkin saja di karenakan orang tua yang keliru dalam mengelola ataupun keliru dalam melakukan berinvestasi untuk hari tuanya melewati anak-anaknya.
Seperti, anak-anaknya "separo hati dalam melayani walaupun sebetulnya ia mampu", "separuh hati memberikan waktunya untuk memudahkan orang tuanya sebenarnya ia bisa", "memberikan tenaganya untuk memudahkan hari tua orang tuanya walaupun dia mampu", mengorbankan sebagian uangnya untuk memudahkan orang tuanya, walaupun sebetulnya ia memiliki pekerjaan dan penghasilan yang lumayan.
2) Mendidik Anak
Setelah memberikan contoh teladan beriringan pula untuk mengajarkan nilai kebaikan tersebut. Mengajarkan pentingnya kebersamaan untuk saling membantu khususnya terhadap family terdekatnya/saudara-saudaranya.
Jangan sampai dalam mendidik anak, seorang orang tua membedakan dalam perlakuan terhadap anak yang satu dengan lainnya. Seperti memberikan bantuan baik itu waktu, tenaga bahkan materi. Upayakan selalu bersikap adil, senantiasa menjaga perasaan anak lainnya.
Hilangkan rasa sayang secara berlebihan terhadap satu pihak saja. Memberikan bantuan terhadap anak sesuai kebutuhannya. Bersikaplah tegas, untuk dapat menghindarkan anak dari kebiasaan untuk selalu minta bantuan.
Tegas bukan berarti keras, memberi bantuan sesuai porsinya. Ini juga berkaitan jika anak sudah tumbuh dewasa dan sudah berpasangan atau berkeluarga(menikah). Jika memiliki anak laki-laki, maka akan memberi didikan untuk bersikap dewasa dan bertanggung jawab.
Jika memiliki anak perempuan, akan mengajarkannya untuk lebih kuat menghadapi dunia, lebih berani bersikap untuk membela/menuntut hak nya, tidak mudah memelas. Baik itu dalam kehidupan pekerjaan, pertemanan, bahkan terhadap pasangan hidupnya kelak.
Hal tersebut juga dapat menghindarkannya dari sifat lemah, yang akan membuatnya menjadikan orang tua sebagai tempatnya untuk selalu dapat membantunya.
3) Mengarahkan anak(harta)
Sudah memberikan contoh, sudah mendidik, kemudian anak berkeluarga. Benar adanya masih ada sebagian anak yang masih saja bersikap dan bertindak tidak sesuai sebagaimana mestinya.
Jangan pernah merasa lelah untuk selalu menasihati ataupun mengarahkannya sebagaimana mestinya. Agar jangan sampai anak (harta) tersebut yang seharus menjadi investasi hari tua untuk dapat memudahkan para orang tua menjalani masa tua lupa akan hal tersebut.
Rangkuman: Anak adalah harta laki ataupun erempuan, bagaimana menjadikan harta tersebut oleh orang tua menjadi investasi hari tua yang akan dapat memudahkan para orang tua dalam menjalani masa tua. Memberikan contoh teladan, mendidik, dan mengarahkan anak adalah sebuah pembelajaran terhadap anak itu sendiri, kelak anak tersebut juga akan memiliki anak lagi yang akan ia beri contoh teladan yang baik, mendidik dan juga mengarahkannya lagi.
Penutup: Ya, walaupun seorang orang tua telah memberikan contoh teladan yang baik, mendidik dengan baik, mengarahkan dengan baik mungkin tidak serta merta akan berdampak sebagaimana mestinya. Hal tersebut juga mungkin di "pengaruhi oleh banyak hal, seperti lingkungan kerja, pertemanan, dan juga dalam rumah tangga barunya (pernikahannya)" Namun, setidaknya para orang tua sudah berikhtiar semaksimal mungkin untuk kebaikan anak-anaknya dalam pembelajaran investasi untuk hari tua.
Komentar
Posting Komentar